CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DALAM MATA PELAJARAN KIMIA
A.
Discovery
Learning
Langkah
model pembelajaran discovery
tersebut adalah sebagai berikut;
1.
Stimulation
(memberi stimulus);
Contoh;
Menyajikan
bahan kajian berupa video
orang sedang mencari ikan di sungai
menggunakan arus listrik yang
berkaitan dengan KD 3.8 dan 4.8.
2.
Problem
Statement (mengidentifikasi masalah)
Contoh;
Mengidentifikasi
kejadian dalam video tersebut.
Pada kegiatan ini diharapkan akan muncul
pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik, antara lain:
1.
Mengapa arus
listriknya tidak mengenai ikan tetapi ikannya bisa mati?
2.
Apakah terdapat zat kimia dalam air sungai tersebut ?
3.
Apakah ada pengaruh zat kimia tersebut sehingga
bisa membuat ikan mati ?
3.
Data Collecting (mengumpulkan data);
Contoh;
Mencari
dan mengumpulkan data/informasi tentang hubungan video tersebut dengan
sifat larutan melalui studi literatur dan percobaan
daya hantar listrik berkelompok. Peserta
didik diminta untuk melakukan pengumpulan data mengenai gejala-gejala yang ditimbulkan
oleh berbagai larutan yang di uji.
4.
Data
Processing (mengolah data);
Contoh;
Melakukan pengolahan data hasil percobaan
larutan elektrolit dengan cara
berdiskusi.
5.
Verification (memverifikasi);
Contoh;
Membandingkan
hasil diskusi antar kelompok untuk mengklasifikasi dan
menganalisis larutan elektrolit kuat, lemah, dan non-elektrolit.
6.
Generalization
(menyimpulkan);
Contoh;
Peserta
didik menggeneralisasikan hasil kesimpulannya pada permasalahan larutan elektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas dapat
mengarahkan peserta didik untuk meningkatkan penguasaan terhadap multi literasi, melalui pengalaman belajar yang lebih luas
(broad based learning), serta menambah wawasan dengan menggunakan
berbagai alat atau media atau sumber, termasuk lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar (community based learning). Dengan demikian, maka
nilai-nilai karakter peserta didik akan diperkuat sehingga peserta didik
menjadi lebih mandiri, dapat bekerja-sama, mencintai dan memanfaatkan lingkungannya,
serta memiliki integritas yang tinggi. Dengan kata lain peserta didik dapat
meningkatkan keterampilannya sesuai dengan keterampilan Abad 21.
B.
Problem
Base Learning (PBL)
Langkah-langkah
pembelajaran berbasis permasalahan (PBL) adalah sebagai berikut:
1.
Mengorientasikan
Contoh:
Peserta didik mengamati
permasalahan terkait materi hukum dasar kimia (KD 3.10 dan KD 4.10): Hukum Perbandingan Tetap.
Disajikan data tentang
massa unsur-unsur yang bereaksi membentuk suatu senyawa. Masalah yang
dimunculkan adalah “apakah perbandingan massa unsur-unsur dalam setiap
persenyawaan kimia itu tetap ?” atau “bisakah hal ini dibuktikan?”
2.
Mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran.
Contoh;
Guru membantu peserta
didik mengorganisasikan belajar yang berhubungan dengan Hukum Perbandingan
Tetap. Peserta didik dikelompokkan untuk mengkaji materi Hukum Perbandingan
Tetap dan mengarahkan peserta didik melakukan percobaan untuk membuktikan
kebenaran hukum tersebut.
3.
Membimbing penyelidikan mandiri
dan kelompok.
Contoh ;
Peserta didik
mengumpulkan data dari percobaan dan melakukan studi literatur dari berbagai
sumber untuk memecahkan masalah tersebut. Guru melakukan pembimbingan setiap
langkah kegiatan peserta didik.
4.
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya.
Contoh;
Peserta didik menyiapkan
laporan sementara hasil pengkajian dan percobaan pemecahan masalah tersebut dan
menyampaikan hasilnya dalam diskusi klasikal (misalnya masing-masing kelompok
menempelkan hasil diskusi kelompok di dinding sekitar ruang kelas). Diskusi
untuk menghasilkan persepsi yang sama terhadap materi yang dikaji.
5.
Menganalisis dan evaluasi
proses pemecahan masalah.
Contoh;
Peserta didik melakukan
analisis terhadap data yang diperoleh dari hasil percobaan (misalnya guru
menginstruksikan wakil kelompok untuk mencari kelebihan dan kekurangan serta
kesimpulan berdasarkan data kelompok lain). Selanjutnya melakukan evaluasi
terhadap pembelajaran dan hasil pembelajaran terkait materi yang telah dikaji.
Satu kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal
sebagai kesimpulan dari proses pembelajaran.
- Project Based Learning
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah
sebagai berikut;
1.
Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek.
Contoh materi penerapan sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari
(KD
3.14 dan KD 4.14):
Pameran produk sistem koloid dalam bentuk
makanan-makanan buatan peserta didik.
2.
Mendesain perencanaan proyek.
Contoh :
·
Pada pertemuan awal penyampaian materi KD 3.15
dan 4.15 tentang Sistem Koloid, guru bersama peserta didik melakukan
perancangan sebuah proyek untuk membuat dan memamerkan produk sistem koloid
berupa makanan hasil buatan peserta didik.
·
Guru kimia bersama guru mata pelajaran (ekonomi,
seni budaya, serta prakarya dan kewirausahaan) yang memiliki KD relevan untuk
merencanakan pameran tersebut pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran.
·
Guru kimia
bersama guru mata pelajaran (ekonomi, seni budaya, serta prakarya dan
kewirausahaan) yang memiliki KD relevan merumuskan penilaian terhadap
perencanaan, persiapan,
pembuatan produk, dan pelaksanaan pameran.
3.
Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari
sebuah proyek.
Contoh ;
· Guru
membantu peserta didik menyusun jadwal pembuatan produk makanan berupa sistem koloid.
· Guru
menetapkan jadwal kegiatan pameran bersama peserta didik.
4.
Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek.
Contoh;
Guru kimia bersama guru mata pelajaran
(ekonomi, seni budaya, serta prakarya dan kewirausahaan) memonitor persiapan,
pembuatan produk.
5.
Menguji hasil.
Contoh;
Guru kimia
bersama guru mata pelajaran (ekonomi, seni budaya, serta prakarya dan
kewirausahaan) melakukan pengujian terhadap kinerja dan produk bahan pameran
dimulai dari pembuatan sampai dengan pelaksanaan pameran.
6.
Mengevaluasi kegiatan/pengalaman.
Contoh:
Semua guru yang terlibat pada kegiatan ini
bersama peserta didik melakukan evaluasi
terhadap hasil pameran sebagai pengalaman dan bahan kajian untuk melaksanakan
pameran dimasa yang akan datang.
D.
Inquiry
Learning
Langkah-langkah dalam model Inquiry terdiri atas ( contoh materi kepolaran senyawa KD 3.5 dan KD 4.5) :
1.
Mengamati berbagi fenomena alam yang akan
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai
fakta atau fenomena.
Contoh;
Guru
menayangkan video tentang kepolaran
senyawa.
2.
Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang
dihadapi untuk melatih peserta didik mengeksplorasi fenomena melalui berbagai
sumber.
Contoh;
Guru
mengiring peserta didik untuk mengajukan pertanyaan seputar fenomena yang telah
ditayangkan. Pertanyaan diharapkan :
·
Apakah yang terjadi jika beberapa jenis zat cair yang terdapat di lingkungan
sekitar didekatkan dengan medan magnet ?
·
Mengapa dari
beberapa zat cair yang ada ternyata dapat dibelokkan oleh medan magnet ?
3.
Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban dapat
melatih peserta didik dalam mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap
kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
Contoh;
Guru meminta peserta didik membaca buku
teks mengenai kepolaran senyawa untuk
mencari jawaban atas pertanyaan diatas.
4.
Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan
atau pertanyaan yang diajukan, sehingga peserta didik dapat memprediksi dugaan
yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
Contoh;
Peserta didik melakukan eksperimen untuk
mencari data-data untuk menjawab fenomena tersebut selanjutnya menganalisis data dari hasil
kegiatan pengumpulan data, peserta
didik dalam kelompok melakukan analisis berdasarkan data yang didapatkan dari
berbagai sumber dikaitkan dengan konsep kepolaran senyawa.
5.
Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan
data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat
mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
Komentar
Posting Komentar