PETUNJUK DAN TUNTUNAN ISLAM DALAM MENGHADAPI WABAH TERMASUK PANDEMI COVID-19




Wabah covid-19 atau virus corona jenis baru menjadi pandemik. Ini artinya wabah covid-19 terjadi di banyak negara, tidak hanya di satu daerah atau wilayah.

Sampai saat ini, Italia menjadi negara dengan korban meninggal tertinggi, disusul China, dan Iran. Amerika Serikat (AS) tercatat sebagai negara dengan kasus covid-19 terbesar di dunia melampaui China dan Italia.
Indonesia pun tak lepas dari bencana ini. Hingga Sabtu (28/3), kasus covid-19 di Tanah Air sudah berada di atas angka 1.000 kasus. Korban meninggal pun terus bertambah setiap hari.

Negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim lainnya seperti Arab Saudi juga mengalami kenaikan kasus covid-19. Begitu Qatar, Suriah, hingga Palestina.
Bagi kaum Muslim, munculnya wabah seperti pandemi covid-19 ini bukan hal baru. Dalam banyak literatur dan dari sejarah, Islam sudah memberikan tuntunan di kala menghadapi wabah.

Nabi Muhammad SAW mengatakan jika dalam suatu wabah, mereka yang ada di daerah itu jangan keluar dari wilayah itu. Mereka yang ada di luar wilayah itu, jangan datangi tempat wabah itu. 
Dalam istilah sekarang ini dikenal sebagai lockdown atau karantina, baik semi-lockdown maupun lockdown total.
Berikut ini ulasan-ulasan bagaimana Islam dan Nabi Muhammad SAW memberikan tuntutan jika terjadi wabah.

Hikmah Bala Bagi Orang Beriman
Dalam suatu hadits, Nabi SAW menegaskan seorang Muslim tidak akan senantiasa dalam kondisi merugi dalam situasi apa pun. Sebab, keimananya akan menjadikannya sebagai seorang hamba yang bersyukur, ketika mendapatkan kemudahan dan juga bersabar ketika mendapatkan kesulitan dalam hidupnya.

Dari Shuhaib, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam bersabda: "Perkara orang mukmin itu mengagumkan. Sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mukmin; bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya, dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya." (HR. Bukhari Muslim).

Isnan Ansory dalam bukunya Fiqih Menghadapi Wabah Penyakit mengatakan, Allah SWT juga menjanjikan keutamaan yang besar atas mereka yang senantiasa bersabar dalam menghadapi segala ujian (bala) dari Allah SWT. Keutamaan itu, sebagai berikut.

Mengangkat derajat dan menghapus dosa
Hal ini sesuai hadits Rasulullah SAW, Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Ujian senantiasa menimpa orang beriman pada diri, anak, dan hartanya hingga ia bertemu Allah dengan tidak membawa satu dosa pun atasnya.” (HR. Tirmizi).

Tanda kebaikan dari Allah
“Sesungguhnya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian, dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barangsiapa yang ridha maka baginya keridlaan Allah, namun barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan Allah.” (HR. Tirmizi).
Mati syahid
"Mati karena menderita tho'un adalah syahid bagi setiap Muslim.” (HR. Bukhari Muslim)
"Meninggal karena sakit perut adalah syahid, dan (meninggal) karena tho'un juga syahid.” (HR. Bukhari)

“Tidaklah seseorang yang berada di wilayah yang terjangkit tho'un, kemudian ia tetap tinggal di negerinya dan selalu bersabar, ia mengetahui penyakit tersebut tidak akan mengjangkitinya kecuali apa yang Allah tetapkan kepadanya, maka baginya seperti pahalanya orang yang mati syahid.” (HR. Bukhari).


Pahala tidak terbatas
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10).

Teladan Nabi Muhammad Mencegah Wabah
Hari-hari ini dan mungkin dalam beberapa hari ke depan, pesan-pesan tentang pentingnya menjaga kesehatan menghampiri smartphone kita. Ada yang berupa meme, tausiyah, video, voice, dalil Alquran dan hadis, serta artikel pendek yang ditulis oleh pakar ataupun dari instansi atau lembaga terkait. Semua pesan itu muaranya sama, yakni mencegah terjadinya penyebaran wabah Covid-19.

Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, mestinya kita tahu bahwa pesan untuk selalu menjaga kebersihan sebenarnya telah disampaikan oleh Rasulullah SAW sekitar 14 abad yang lalu, baik melalui ucapan maupun teladan langsung dari Nabi Muhammad SAW. Tujuanya agar umat manusia menjadi orang yang sehat dan kuat, baik jasmani maupun rohani. Dalam sebuah hadis disebutkan: “Seorang mukmin yang kuat (fisik, mental, jiwa, dan raga) lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR Muslim).

Walaupun Nabi Muhammad SAW bukan seorang dokter, beliau atas bimbingan Allah SWT selalu mengingatkan umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan. Caranya, kita bisa aktif melakukan aktivitas membersihkan diri dan lingkungan sekitar agar tetap bersih. Bisa juga hal ini dilakukan dengan cara pasif, yakni tidak mengotori lingkungan sekitar dengan cara berdiam diri.

Ketika menghadapi wabah penyakit yang mematikan, Rasulullah SAW mengingatkan,"Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka, apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari darinya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

Rasulullah juga menganjurkan untuk isolasi bagi yang sedang sakit dengan yang sehat agar penyakit yang dialaminya tidak menular kepada yang lain. Hal ini sebagaimana hadis: "Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat." (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Dengan demikian, penyebaran wabah penyakit menular dapat dicegah dan diminimalisasi.
Aktivitas inilah yang sekarang dikenal dengan social distance, yakni suatu pembatasan untuk memutus rantai penyebaran wabah Covid-19. Caranya adalah jauhi kerumunan, jaga jarak, dan di rumah saja. Kegiatan social distance tak hanya dalam muamalah seperti pendidikan, ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, pemerintahan, dan sebagainya yang langsung berhubungan dengan sesama manusia, tetapi juga dalam ibadah.
Dengab demikian, shalat berjamaah di masjid boleh diganti dengan salat di rumah. Shalat Jumat pun boleh diganti dengan salat Zhuhur di rumah guna menghindari wabah penyakit. Inilah yang kemudian dalam hadis yang dijadikan kaidah fikih, yakni la dharara wala dhirar; 'tidak boleh berbuat mudarat dan hal yang menimbulkan mudarat' (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn 'Abbas), dijadikan pedoman untuk menghindari mudarat yang lebih besar.

Nabi Muhammad juga sangat mendorong umatnya untuk mematuhi praktik higienis. Gaya hidup sehat akan membuat orang tetap sehat dan aman dari infeksi. Karena itu, dikatakan dalam hadis: “Kesucian itu sebagian dari iman.”
 Di antara cara menjaga kesucian adalah mencuci tangan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis: “Barang siapa tertidur dan di tangannya terdapat lemak (kotoran bekas makanan) dan dia belum mencucinya, lalu dia tertimpa oleh sesuatu, janganlah dia mencela melainkan dirinya sendiri.” (HR Abu Daud).

Dalam hadis lain, dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang dari kalian berwudhu, hendaklah memasukkan air ke dalam hidung, kemudian menyemburkannya. Siapa saja yang ber-istijmar (bersuci menggunakan batu), hendaklah mengganjilkan. Dan, jika seseorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaklah mencuci kedua (telapak) tangannya sebelum memasukkannya ke dalam bejana tiga kali. Maka, sesungguhnya seseorang dari kalian tidak mengetahui ke mana tangannya bermalam." (HR Bukhari).

Uraian tersebut menjelaskan tentang beberapa upaya preventif yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya wabah penyakit termasuk penyebarannya, yakni menjaga kebersihan, isolasi, dan cuci tangan. Namun, terkadang, penyakit tetap saja datang yang menyebabkan terjadinya sakit. Sehingga, harus ada upaya kuratif untuk mengatasi agar sembuh dari penyakit yang dialaminya.

Upaya kuratif yang dilakukan, sebagaimana disarankan oleh Rasulullah Muhammad SAW, adalah berobat. Terbukti bahwa penyakit akibat Covid-19 bisa disembuhkan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis: "Aku pernah berada di samping Rasulullah SAW. Lalu, datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, 'Wahai, Rasulullah, bolehkah kami berobat?' Beliau menjawab, 'Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab, Allah tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.' Mereka bertanya, 'Penyakit apa itu?' Beliau menjawab, 'Penyakit tua.'" (HR Ahmad, Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi).
Melihat kondisi sekarang ini, dengan penyebaran wabah pandemik Covid-19 begitu masif, sementara di sisi lain fasilitas layanan kesehatan yang ada terbatats dan masih belum memadai seperti ruangan isolasi, peralatan medis, tenaga medis, dan vaksin; yang paling efektif adalah menjaga kesehatan diri kita sendiri. 

Hal itu lebih mudah, murah, dan efisien. Setidaknya dengan menjaga kesehatan diri, resiko yang mungkin akan timbul akan berkurang serta. Cara tersebut juga dapat membantu meringankan sesama.
Karena itu, menjaga kebersihan diri, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, tetap melakukan aktivitas dari rumah, menaati anjuran pemerintah sebagai otoritas yang berwenang, serta berdoa agar terhindar dari penyebaran penyakit menular merupakan ikhtiar yang bisa kita lakukan untuk mencegah agar terhindar dari wabah sebaran Covid-19.  

Tuntunan Islam Kala Ada Wabah: Tetap Berdiam Diri di Rumah

Imbauan pemerintah agar masyarakat beraktivitas di rumah masing-masing serta menjauhi keramaian sejalan dengan tuntunan Islam.
Dai Ambassador Dompet Dhuafa, Ustaz Alnof Dinar, memaparkan soal wabah dan musibah yang juga pernah menimpa umat Islam di masa lalu. Ia mengatakan, umat Islam pernah dilanda wabah taún di negeri Amwas Syam di masa khalifah Umar bin Khattab. 

Kala itu, umat Islam yang wafat berjumlah lebih dari 20 ribu orang. Umar saat itu mengirim surat kepada sahabat Amru bin 'Ash, yang isinya memerintahkan beliau agar masyarakat mengosongkan kota, memerintahkan penduduk berpencar ke gunung-gunung dan lembah-lembah, serta memisahkan mereka satu sama lain (tidak boleh berkumpul).

Tidak berapa lama, hanya beberapa hari, penyakit wabah hilang dengan sendirinya. Selanjutnya, wabah juga pernah melanda umat pada masa pemerintahan Abdurrahman an-Nashir di Andalusia. Kala itu, dia  memerintahkan masyarakat agar berdiam diri di rumah masing-masing. 

Dia lalu mengerahkan para tentara dan seluruh pegawainya untuk melayani kebutuhan pokok masyarakat (makanan, pakaian, dan obat-obatan).
Kini, saat wabah virus Corona telah melanda hampir semua negara, sejumlah ulama dunia juga telah mengeluarkan fatwa. Komite Ulama Senior Al Azhar telah mengeluarkan penjelasan kepada umat, bahwa saat wabah Corona terjadi, umat Islam boleh menunaikan shalat fardhu berjamaah di rumah masing-masing dan boleh menunaikan shalat Jumat diganti dengan shalat Zhuhur empat rakaat di rumah atau di tempat yang tidak terlalu ramai.

Kemudian ulama senior Arab Saudi, Syekh Abdullah bin Bayyah, juga telah mengeluarkan fatwa senada dengan ulama Mesir. Syekh Noureddin Khadmi, pakar maqashid syariah dari Tunisia, juga telah mengeluarkan fatwa yang sama.

Syekh Noureddin Khadmi lebih lanjut menjelaskan, bahwa Menjaga nyawa bagian dari menjaga agama. Dikatakan, bahwa orang yang berpandangan beda dengan konsep ini, berarti dia tidak berilmu. Dia tidak menghargai nyawa dan tidak mengagungkan agama sama sekali.

Dalam hal ini, Ustaz Alnof mengatakan bahwa Syekh Noureddin mengingatkan orang-orang yang mengingkari fatwa ulama terkait shalat Jum'at dan shalat jamaah di saat wabah Corona meluas harus mengemukakan argumen ilmiah sesuai hukum syariat dan siap bertanggungjawab di hadapan Allah atas setiap nyawa yang menjadi korban wabah. Sebab, orang demikian berbicara tanpa ilmu dan hanya memunculkan keraguan terhadap kredibilitas ulama yang ilmunya mendalam.

Apalagi, menurutnya, permasalahan ini tidak sekedar sikap emosional dan semangat semata. Karena itulah, Ustaz Alnof mengajak umat Islam untuk memetik hikmah dari kondisi saat ini yang mengharuskan masyarakat untuk membatasi kegiatan dan jarak dengan warga lainnya.
"Mari manfaatkan kondisi lockdown sebagai kesempatan untuk mengevaluasi diri, memperkaya bacaan untuk memperluas ilmu, dan mendekatkan diri kepada Allah. Ini adalah kesempatan untuk berkhalwat. Banyak hikmah dan maslahat di baliknya," tambahnya.

Dua Amalan yang Dianjurkan Saat Panik Wabah

Shutdown, lockdown, social distancing dan banyak istilah lain akibat virus corona membuat banyak orang panik. Dikabarkan kepanikan akan virus corona menyebabkan 14 triliun dolar AS menguap dari bursa saham global dan asia dalam sebulan terakhir. 
Itu maknanya, ekonomi global lumpuh dengan imbas yang amat parah dirasakan turunannya di berbagai sektor.

Itu juga yang dirasakan di level bawah saat semua harga barang perlahan naik dengan pasti. Ketika banyak orang sedang diimbau untuk #dirumahaja dan mereka tidak bisa mencari nafkah seperti biasanya. Panik, itulah satu kata yang bisa menggambarkan situasi saat ini.

Dalam kondisi ini, saya sarankan agar kita memperbanyak dzikrullah (mengingat Allah). Sebab inilah terapi pasti di saat hati merasa panik!

Allâh Azza wa Jalla berfirman:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka tenang dengan mengingat Allâh, ketahuilah dengan mengingat Allâh hati menjadi tenang” [Ar-Ra’d/ 13: 28].

Sebab itu, inilah dua amalan yang dapat saya share untuk semua sobat di mana pun berada. Buat mereka yang merasa panik, khawatir, cemas, galau sampai kapan wabah ini berakhir....?

Perbanyaklah dua amalan dzikir ini agar hati kita semua tidak lagi dilanda cemas, hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin.

Pertama, dzikir Hasbunallah wa Ni’mal Wakil, Cukuplah Allah menjadi Penolong kami Allah Ta’ala menceritakan mengenai Rasul dan sahabat dalam firman-Nya,

 “(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. ” (QS. Ali ‘Imron: 173)

Kata sahabat Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa “hasbunallah wa ni’mal wakiil” adalah perkataan Nabi ‘Ibrahim ‘alaihis salaam ketika beliau ingin dilempar di api. 

Sedangkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kalimat tersebut dalam ayat,
 “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (HR. Bukhari no. 4563)

Doa ini dibaca oleh Nabi Ibrahim Alaihis Salam saat hendak dilempar ke dalam api. Tidak ada yang membela dan menolongnya saat itu. Ketika ia berpasrah  diri dan membaca doa ini, Allah jadikan api yang membakar menjadi dingin terasa.

Doa ini juga dibaca oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam saat peperangan. Meski jumlah tentara sedikit dan persenjataan terbatas, doa ini menambah keyakinan dan keimanan dan berujung kemenangan yang Allah Ta’ala berikan.

Kedua, dzikir Laa ilaha illa Anta Subhanaka inni kuntu minaz zholimin, tidak ada tuhan kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang yang zholim

Allah ta’ala berfirman:
 “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap (di dalam perut ikan): (Laa ilaha illa Anta Subhanaka inni kuntu minaz zholimin) ”Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”. (Al-Anbiya’ : 87).

 Nabi Yunus Alaihis Salam pernah dalam kondisi kepanikan yang tak terbayangkan. Ditelan ikan paus, di dalam air dan di malam yang gelap. Kegelapan di dalam kegelapan di dalam kegelapan. Panik & ketakutan. Namun selama masa kepanikan itu, ia terus mengulang doa Laa ilaha illa Anta Subhanaka inni kuntu minaz zholimin. 

Sebab doa tersebut Allah Ta’ala selamatkan ia sebagaimana dalam QS Al ‘Anbiya ayat 88:
 “Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman”

Apakah doa ini bisa kita amalkan untuk menghilangkan kepanikan akibat virus corona? Jawabannya adalah pasti! Sebab inilah doa yang digaransi oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam dalam haditsnya yang berbunyi,
 “Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 3505. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Yuk kita amalkan dua amalan dzikir ini untuk meredam kepanikan virus corona! Semoga Allah mudahkan segalanya bagi kaum beriman.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TUGAS (KERJAKAN DAN KUMPULKAN SEGERA)

Jawablah pertanyaan ini dengan singkat dan jelas di dalam kolom komentar di bawah artikel ini, pertanyaannya adalah:

JELASKAN DENGAN PENDAPATMU SENDIRI APA YANG SEHARUSNYA KAMU DAN KELUARGAMU LAKUKAN DALAM MENGHADAPI WABAH CORONA VIRUS DEASEAS 2019 (COVID-19) INI ...!

Jawablah (jangan lupa tuliskan nama dan kelasmu) di kolom komentar di bawah ini ...👇

Komentar

  1. Menjaga kebersihan, rajin cuci tangan, mengenali gejala, menghindari keramaian, terutama menaati peraturan pemerintah.
    Mhd Dimas.
    Kls:X1a

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  2. Menjaga kebersihan, rajin cuci tangan, mengetahui gejala², menghindari keramaian, terutama mentaati peraturan pemerintah.
    Mhd Dimas
    X1a

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  3. Assalamualaikum wr. wb.
    Nama: Safriani Dwi Rahayu
    Kelas:XI b
    Dalam menghadapi wabah covid-19 kita sebagai warga negara indonesia dan umat muslim harus mengikuti peraturan yang diterapkan oleh pemerintah dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw. Yang harus dilakukan dalam menghadapi wabah ini yaitu:
    1. Menjaga kebersihan diri, kebersihan lingkungan sekitar
    2. Meningkatkan ion dan stamina tubuh guna menjaga kesehatan.
    3. Menjaga jarak antar individu minimal jaraknya 1 meter.
    4. Menjauhi kerumunan masa dalam bentuk apapun.
    5. Berdiam diri dirumah.
    6. Selalu beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt senantiasa berzikir, berdoa dan tawaqal.
    Semakin kita merasa panik dan takut hal tersebutlah yang membuatnya menjadi penyakit maka dalam menghadapi wabah covid-19 ini kita harus rileks dan tenang hal tersebutlah yang menjadi obatnya.
    Wassalamualaikum wr. wb.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  4. Assalamualaikum wr. wb.
    Nama: Safriani Dwi Rahayu
    Kelas:XI b
    Dalam menghadapi wabah covid-19 kita sebagai warga negara indonesia dan umat muslim harus mengikuti peraturan yang diterapkan oleh pemerintah dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw. Yang harus dilakukan dalam menghadapi wabah ini yaitu:
    1. Menjaga kebersihan diri, kebersihan lingkungan sekitar
    2. Meningkatkan ion dan stamina tubuh guna menjaga kesehatan.
    3. Menjaga jarak antar individu minimal jaraknya 1 meter.
    4. Menjauhi kerumunan masa dalam bentuk apapun.
    5. Berdiam diri dirumah.
    6. Selalu beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt senantiasa berzikir, berdoa dan tawaqal.
    Semakin kita merasa panik dan takut hal tersebutlah yang membuatnya menjadi penyakit maka dalam menghadapi wabah covid-19 ini kita harus rileks dan tenang hal tersebutlah yang menjadi obatnya.
    Wassalamualaikum wr. wb.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  5. Untuk senantiasa menjaga kebersihan ,menjauhi kerumunan,menjaga jarak,berdiam diri di rumah,sering mencuci tangan,serta berdo'a agar terhindar dari penyebaran penyakit menular ...
    Itu semua bisa kita lakukan untuk mencegah agar terhindar dari wabah sebaran covid-19

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  6. Nama:Dhuwi sinta Ratnawati
    Kelas:X
    Jawaban:Dengan menjaga kebersihan,menjauhi kerumunan,menjaga jarak,diam diri di rumah(di rumah saja),sering mencuci tangan,serta ber do'a agar terhindar dari penyebaran penyakit menular .....
    Semua itu dapat kita lakukan untuk mencegah agar terhindar dari wabah sebaran covid-19

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  7. Nama:IntanHidayati
    Kelas:XIb Iis
    Jwb:
    Yang pertama mengikuti instruksi dari pemerintah dan para tenaga medis
    Kedua menghidari kontak langsung ataupun kerumunan
    Ketiga ikut mencegah penyebaran covit 19 ini dengan cara yang telah di beritahukan dari kabag tertentu
    Keempat segala urusan pastilah kita kembalikan kepada sang pencipta karena itu juga kehendak allah swt maka pertama yaa waspada dan selalu berhati" selanjutnya ihktiar serahkan segara urusan kepada sang pencipta yaitu allah swt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  8. Nama:Intan Hidayati
    Kelas:XIb Iis
    Jwban:
    Yang pertama mengikuti instruksi dari pemerintah dan para tenaga medis
    Kedua menghidari kontak langsung ataupun kerumunan
    Ketiga ikut mencegah penyebaran covit 19 ini dengan cara yang telah di beritahukan dari kabag tertentu
    Keempat segala urusan pastilah kita kembalikan kepada sang pencipta karena itu juga kehendak allah swt maka pertama yaa waspada dan selalu berhati" selanjutnya ihktiar serahkan segara urusan kepada sang pencipta yaitu allah swt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  9. Sebaiknya kita jaga kebersihan tujuanya agar kita menjadi orang yang sehat dan kuat,baik jasmani maupun rohani.
    Kita di anjurkan isolasi bagi yang sedang sakit dengan yang sehat agar penyakit yang di alaminya tidak menular.
    Sebagai pencegah wabah covid-19 caranya adalah jauhi kerumunan, jaga jarak,cuci tangan,sering berwudhu dan di rumah saja.Dengan demikian juga,sholat jamaah di masjid boleh di ganti dengan solat di rumah.
    Setiap penyakit pasti ada obatnya dan jangan lupa berdoa agar terhindar dari penyakit menular merupakan ikhtiar yang bisa kita lakukan agar terhindar dari wabah sebaran covid-19.
    Setelah covid-19 berakhir pastinya adalah memupuk kembali semangat untuk beraktifitas biasanya dan membangkitkan semangat setelah menghadapi wabah yang terjadi selama berbulan-bulan tidaklah mudah,perlu motifasi dan di latih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  10. . Assalamualaikum...
    #m. Husein
    .dalam menghadapi..wabah covid 19,
    Saya dan keluarga mengurangi aktivitas" yg sifatnya di luar rumah... (bepergian)

    Dan selalu memakai masker ketika keluar....
    Untuk menjaga system imun
    Tetap setabil harus banyak

    Menerapkan gaya hidup sehat...
    Banyak mengonsumsi sayuran dan buah"
    Banyak istirahat... Dll
    Agar imunitas kita terjaga...

    Jika sistem imunitas kita baik... Maka insya alloh tidak gampang terkena penyakit

    Mungkin itu saja...
    Wassalamualaikum wr wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  11. Mmm menurut saya cukup berdo'a dan ikhtiar,karena ya pak sebenarnya orang" diluar sana itu terlalu over menghadapi cofid 19 ini hingga lupa ibadahnya dirinya sendiri.....
    Coba bapak pikir lagi 99% masyarakat Cina yang mati karena cofid 19 ini adalah non muslim,dari situ kita bisa pelajari bahwa Allah sedang mengingatkan kepada kita umat muslim untuk ingat dengan Allah perintahnya dan larangan nya.....
    Dokter"di Cina yang meninggal karena mengurusi orang banyak itu juga sebenarnya teguran.....saking banyaknya pasien dia sampai lupa ibadahnya....iya benar mereka mengurusi orang sakit tapi ibadah nya yang tak terurus .....makanya Allah pun mencabut nyawanya pula.....
    Saya ada cerita
    Ada seorang waliyullah yang Mukhsyafah dia melihat ada rombongan wabah penyakit yang datang,kalok saat ini mungkin firus ...lalu dia bertanya"he firus mau kemana sampean??" "Saya mau ke Damaskus" "ada pelu apa kamu kesana??" "Yaa saya di utus oleh Allah untuk memberi ujian masyarakat di sana!" "Berapa lama rencana mu di sana??" "2tahun!" "Trus korbannya nanti??" "Rencana 1000 orang yang mati"
    Nah betul setelah itu terjadilah wabah penyakit di Damaskus...
    Setelah 2 tahun wali itu bertemu lagi dengan firus dia bertanya kembali"hey gimana kabar mu firus??" "Ya tugas saya sudah selesai sekarang saya mau pulang" "trus korbannya berapa??" "50.000!" ”woh kok banyak sekali??" "Iya! Yang mati karena penyakit itu 1000 yang lain mati karena takut,takut liat penyakit,liat orang sakit,liar orang mati pada Panik,akhirnya melok mati,ya bukan urusan saya kalok itu haha"
    Jadi memang benar apa uang disampaikan Ibnu Sina bahwa"alwahbu nisfu da' " bahwa kegelisahan kepanikan itu adalah sebagian dari penyakit itu sendiri "wal itmi'nanu Ismu dawa' " bahwa ketenangan dari kita sendiri itu adalah separo dari obatnya"wassobru bidayatussifa' " sementara kesabaran ketabahan dari kota menghadapi wabah ini itu adalah asal dari kesembuhan.....
    Sabar,tabah itu itu adalah kunci...insya Allah wabah ini akan segera hilang��
    Sekian jawaban saya

    #salam Fitri nah��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  12. Sebaiknya keluarga lebih waspada akan hal itu. Membatasi keluar rumah dan makan² nan yang tidak menjamin kebersihannya, dan menurut saya harus perbanyak ikhtiar supaya wabah ini cepat teratasi, dan ini jg teguran bagi orang muslim maupun non muslim agar dapat menjaga makanan apa yg di perbolehkan dan menghindari yg di haramkan.. Menjaga kebersihan dan mengurangi jalan² kesuatu tempat yg rumuhh. Dan teguran bagi allah untuk orang muslin agar tidak memakan hal yg haram yg tidak di tentukan oleh ajaran islamm.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke, Terima Kasih atas resposnya, kita simpan jawabannya dan segera dinilai oleh Tim Penilai.

      Hapus
  13. Nama: Anang R
    Kelas :XI

    Dalam menghadapi covid 19
    Saya dan keluarga lebih memilih untuk diam di rumah,menjaga kebersihan
    Dan sebisa mungkin menghindari keramaian.
    Terimakasih,.

    BalasHapus
  14. Jangan cemas,,,selalu menjaga kebersihan,hindari kerumunan dari orang banyak,selalu gunakan masker ketika keluar rumah ,karena masker 70% bisa mencegah terjadinya penularan covid 19 tersrbut,dan Sosial Distancing.
    #Dirumah aja

    BalasHapus
  15. Nama:Dwi wahyu k.s
    Kelas:11 b
    Jawab
    Menurut saya sebaiknya untuk mencegah virus corona kita harus menjaga kebersihan diri dan keluarga dan mematuhi peraturan pemerintah seperti menjauhi kerumunan, di rumah saja jangan pergi ke tempat2 yang rawan terjangkit virus corona dan masih banyak lagi.yang terpenting adalah jangan meremehkan virus korona boleh takut tapi jangan terlalu berlebihan karna sesuatu yg berlebihan itu tidak baik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH DAN TRADISI BATIK INDONESIA

SINTAK MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Lahirnya Perintah Puasa Ramadhan